Senin, 28 Maret 2011

cerita tentang seorang sahabat

"aku benar-benar stress. suamiku terlilit hutang gara-gara judi bola, padahal aku sudah melarangnya. aku ga betah tinggal serumah dengan bapakku yang tambah membuatku stress, apalagi kedua anakku sakit-sakitan. aku juga bingung dengan kerjaanku, dimana aku juga harus membagi waktu untuk anak-anakku. aku belum tahu apakah aku bisa jadi PNS apa tidak dan aku sudah terlanjur mengorbankan anak-anakku. keinginanku untuk pindah rumah juga belum bisa terpenuhi karena rumahku belum jadi. aku tidak bisa mengasuh kedua anakku. secara ekonomi aku belum mampu hidup mandiri. aku benar-benar tertekan. suamiku tidak bisa kuajak berbicara, dia lebih mementingkan keluarganya dibandingkan aku. jika aku berudsaha menegurnya maka dia akan berlaku kasar padaku"

sebuah sms dari seorang sahabat yang membuka hatiku untuk kembali mengulang masa lalu. dia mengorbankan masa mudanya untuk mengejar gengsi dan keinginan sesaat dengan menikah muda.
aku hanya bisa mengatakan agar dia membicarakan semuanya kepada suaminya, karena bagaimanapun bukan 1 orang saja yang menjalani rumah tangga tapi 2 orang yang berada dalam 1 perahu. walaupun dia orang terdekat namun suami juga memiliki segudang rahasia yang kadang tidak bisa di ceritakan kepada istri.

aku tidak bisa memberikan banyak saran untuknya, hanya dia yang bisa menyelesaikan masalahnya. aku cuma bisa memberikan sedikit opini "kamu harus mengutamakan masalah mana yang paling utama yang harus kamu selesaikan dulu, kamu tidak bisa menyelesaikannya secara bersamaan. bukan masalah yang akan selesai tapi kamu akan semakin terbeban. berusahalah kuat untuk anak-anakmu"